MENGAPA KITA
HARUS BERORGANISASI?
Organisasi. Kata
“Organisasi” sudah tidak asing lagi bagi para mahasiswa zaman sekarang.Dimana
kini hampir sebagian besar mahasiswa cenderung apatis dengan organisasi.
Mungkin sebagian mahasiswa berpikir “untuk apa kita berorganisasi?” “Jika kita
mengikuti organisasi kuliah kita nanti pasti terhambat”. Apapun pemikiran
mahasiswa untuk bergabung organisasi ataupun tidak ikut organisasi pasti
memiliki alasan ataupun pertimbangan yang sangat matang.
Di sini kami akan memberikan
alasan mengapa kita sebagai mahasiswa perlu ikut berorganisasi. Kita harus tau
apa arti organisasi sebenernya bukan hanya karena teman sekelas kita banyak
ikut organisasi jadi kita ikut-ikutan berorganisasi, tetapi perlu kita sadari
apa arti organisasi. Organisasi ialah wadah berkumpulnya
sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama, kemudian mengorganisasikan diri
dengan bekerja bersama-sama dan merealisasikan tujuanya.
Dari pengertian ini jelas nyata nya bahwa seseorang memiliki tujuan yang sama
dengan orang lain dan ingin mencapai tujuan tersebut dengan bersama.
Manfaat mengikuti organisasi
1. Menambah teman,
cari pengalaman, belajar berorganisasi, mengisi waktu.
Mahasiswa yang mengikuti organisasi pasti memiliki teman baru karena sebuah organisasi dihuni oleh berbagai mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama. Tentunya kita mencari pengalaman dengan mahasiswa yang sudah lebih dulu bergabung(senior) mencari pengalaman banyak dengan dia, temasuk belajar berorganisasi, dan yang terakhir mengisi waktu, mengapa demikian ? Dengan kita mengikuti organisasi kita akan mengalami press(tekanan) jadi kita di tuntut mengorganisasikan waktu dengan baik sehingga lebih menghargai waktu. Tentunya berbeda seperti “seorang mahasiwa yang semingguan hanya di dalam kos bermain hp lebih baik dia mengisi waktu nya dengan berorganisasi dan bertemu dengan orang-orang lainnya sekaligus melatih rasa sosial nya untuk kedepannya.
2. Melatih memecahkan masalah.
Sering berhubungan dengan orang banyak dengan bermacam ciri khas maupun sifatnya tentu wajar kalau sekali atau dua kali bahkan lebih terjadi konflik antar mereka. Begitu juga nanti di dunia kerja, ketika ada deadline yang harus diselesaikan, teman sekantor yang tidak bersahabat atau hobi menjatuhkan teman kerja di hadapan atasan, dll yang memunculkan risiko munculnya konflik. Bila sudah sering menyelesaikan problem dan konflik, manfaat organisasi sangat terasa karena sudah melaluinya di dalam organisasi.
3.Berorganisasi itu, Putting Theory Into Pratice
“Percuma saja berteori, tanpa ada praktek nyata.” Well, sebenarnya persepsi ini mesti direvisi sedikit. Pada dasarnya teori lahir berkat praktek empiris di lapangan, dan praktek tentu hanya akan jadi omong kosong bila dilakukan tanpa ada dasar teori yang jelas. Jadi keduanya penting.
Mahasiswa yang mengikuti organisasi pasti memiliki teman baru karena sebuah organisasi dihuni oleh berbagai mahasiswa yang memiliki tujuan yang sama. Tentunya kita mencari pengalaman dengan mahasiswa yang sudah lebih dulu bergabung(senior) mencari pengalaman banyak dengan dia, temasuk belajar berorganisasi, dan yang terakhir mengisi waktu, mengapa demikian ? Dengan kita mengikuti organisasi kita akan mengalami press(tekanan) jadi kita di tuntut mengorganisasikan waktu dengan baik sehingga lebih menghargai waktu. Tentunya berbeda seperti “seorang mahasiwa yang semingguan hanya di dalam kos bermain hp lebih baik dia mengisi waktu nya dengan berorganisasi dan bertemu dengan orang-orang lainnya sekaligus melatih rasa sosial nya untuk kedepannya.
2. Melatih memecahkan masalah.
Sering berhubungan dengan orang banyak dengan bermacam ciri khas maupun sifatnya tentu wajar kalau sekali atau dua kali bahkan lebih terjadi konflik antar mereka. Begitu juga nanti di dunia kerja, ketika ada deadline yang harus diselesaikan, teman sekantor yang tidak bersahabat atau hobi menjatuhkan teman kerja di hadapan atasan, dll yang memunculkan risiko munculnya konflik. Bila sudah sering menyelesaikan problem dan konflik, manfaat organisasi sangat terasa karena sudah melaluinya di dalam organisasi.
3.Berorganisasi itu, Putting Theory Into Pratice
“Percuma saja berteori, tanpa ada praktek nyata.” Well, sebenarnya persepsi ini mesti direvisi sedikit. Pada dasarnya teori lahir berkat praktek empiris di lapangan, dan praktek tentu hanya akan jadi omong kosong bila dilakukan tanpa ada dasar teori yang jelas. Jadi keduanya penting.
Ada teori yang mengatakan bahwa Indonesia perlu dikembangkan
sebagai negara maritim, bukan agraris. Tahu darimana? Tentu dilihat dari data di lapangan tentang
proporsi laut dan darat yang ada di Indonesia , serta penelitian empiris yang mengidentifikasi peluang apa yang
selama ini belum digali bangsa ini.
Kemudian, bagaimana cara mempraktekkan pemberdayaan maritim yang
baik? Tidak bisa asal jalan.Semua teori pun harus dikeluarkan, dari mulai teori
transportasi laut, keanekaragaman hayati, manajemen eksplorasi hasil laut,
pariwisata bahari, hingga pelestarian laut yang anti perusakkan ekosistem.
Teori dan praktek berjalan sinkron, dan di kampus, kita sebagai
mahasiswa mempelajari
teori dari
disiplin ilmu masing-masing, dan bertanggung jawab
untuk mempraktekkan semua
teori itu untuk kemajuan bangsa. Jadi, mari membaca buku kuliah sebanyak
mungkin dan diskusi dengan dosen serajin mungkin, karena buku adalah hasil
observasi lapangan, dan dosen adalah ahli yang telah lebih banyak berpengalaman
dari kamu.
Lalu bagaimana prakteknya? Bisa dengan
cara berorganisasi.
Memang tidak bisa digeneralisir bahwa semua mahasiswa dari semua
disiplin ilmu bisa mendapatkan praktek yang nyata dari organisasi di kampus.
Namun, tidak jarang ada organisasi/komunitas yang bekerja sesuai dengan sebuah
disiplin ilmu.
4. Belajar Kepemimpinan
Saat terlibat dalam organisasi, tentunya banyak hal yang mesti dikerjakan yang mau tak mau akan berinteraksi dengan banyak orang. Mereka yang aktif dalam organisasi akan sering terlatih mengungkapkan argumen di depan orang lain maupun mengarahkan anggota lain ketika menggelar sebuah acara. Ketika mencari pekerjaan maka kemampuan leadership ini tentu berguna sekali. Acapkali sejumlah lowongan mensyaratkan jiwa kepemimpinan menjadi bagian syarat yang harus dipenuhi kendati pada level staf yang sebetulnya tak mempunyai anak buah. Tentunya jika kamu bergabung organisasi kamu bakal belajar yang namanya public speaking jadi kamu bisa belajar ngomong dengan elegan di depan orang banyak, tentunya kamu tidak mau kan menjadi pemimpin yang ngomongnya terbata-bata?
5. Berorganisasi itu, mungkin bisa mempertemukan kamu dengan jodohmu EAAAA
Ini adalah poin bonus, silahkan disimakbila dirasa penting.
4. Belajar Kepemimpinan
Saat terlibat dalam organisasi, tentunya banyak hal yang mesti dikerjakan yang mau tak mau akan berinteraksi dengan banyak orang. Mereka yang aktif dalam organisasi akan sering terlatih mengungkapkan argumen di depan orang lain maupun mengarahkan anggota lain ketika menggelar sebuah acara. Ketika mencari pekerjaan maka kemampuan leadership ini tentu berguna sekali. Acapkali sejumlah lowongan mensyaratkan jiwa kepemimpinan menjadi bagian syarat yang harus dipenuhi kendati pada level staf yang sebetulnya tak mempunyai anak buah. Tentunya jika kamu bergabung organisasi kamu bakal belajar yang namanya public speaking jadi kamu bisa belajar ngomong dengan elegan di depan orang banyak, tentunya kamu tidak mau kan menjadi pemimpin yang ngomongnya terbata-bata?
5. Berorganisasi itu, mungkin bisa mempertemukan kamu dengan jodohmu EAAAA
Ini adalah poin bonus, silahkan disimak
Sudah menjadi rahasia umum bahwa seringkali kita
bertemu dengan jodoh hidup kita di bangku kuliah. Untuk mencapai misi mulia itu, tentunya kita harus punya
jaringan pertemanan yang luas. Kalau kamu hanya berteman dengan anak-anak
sejurusan dan sefakultas, tentu kemungkinan untuk mendapat jodoh jadi tidak
terlalu luas, karena opsi yang ada sangat terbatas.
Bayangkan kalau kamu berorganisasi, kamu akan punya banyak teman lintas jurusan lintas fakultas.Selain
opsimu jadi tambah banyak, PDKTmu
pun jadi tambah segar dan dinamis karena
kini kamu bergaul dengan orang yang tidak sejurusan.
Nah, bayangkan bahwa kamu baru saja putus dengan
pacarmu, yang merupakan mahasiswa Sosiologi dan berasal dari Fakultas yang sama
denganmu, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Kalian putus karena referensi
filosofi cinta kalian berbeda, kamu memaknai cinta dari buku Berjuta Rasanya karangan
Tere Liye, sementara mantanmu memegang teguh prinsip yang tercantum dalam Seni Mencinta karya
Erich Fromm. Gak nyambung
deh.
Syahdan, kamu pun muak dengan dunia ini dan memutuskan
untuk refreshing. Secara iseng, kamu pun
gabung di Waterplant
Community yang sudah
sering kamu dengar popularitasnya. Kamu pun berkegiatan di komunitas ini, kamu
ikut blusukan ke desa-desa yang mengalami
kekeringan, berkoordinasi dengan lurah, warga, dan Karang Taruna setempat,
serta melakukan sosialisasi atas instalasi pipa air yang diharapkan akan
membantu warga desa.
Kamu menyadari bahwa teori diplomasi
yang kamu pelajari di kampus malah berguna di sini.Teman-temanmu
yang lain pun bersyukur kamu bergabung di komunitas ini, karena selama ini
mereka memang kesulitan dalam berkoordinasi dengan warga. Sesaat kamu sadar,
kerja sama akademisi
interdisipliner itu penting, sepenting melupakan sudut-sudut
gedung FISIPOL yang penuh kenangan atas mantanmu tersebut.
Singkat cerita, kamu dekat dengan seorang mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil. Seorang lelaki tinggi, kekar, sangar, dan jago benerin ledeng.
LAKIK banget deh! Tidak seperti mantanmu yang hobinya menggugat
kapitalisme-multinasional tapi
ketika atap kamar kosan bocor, langsung panik dan tidak berdaya.
Perlahan kalian makin dekat, awalnya mungkin tidak nyambung karena
latar belakang kalian berbeda. Tapi lama-kelamaan kalian mencoba untuk saling
memahami. Dia jadi banyak belajar dari kamu bahwa ada perbedaan antara hubungan
bilateral dan multilateral antar negara, atau bahwa sebenarnya Indonesia diakui
merdeka secara internasional baru pada tahun 1949, proklamasi tahun 1945 adalah
klaim sepihak dari masyarakat Indonesia saat itu.
Kamu pun belajar dari dia bahwa bambu adalah material
alternatif yang luar biasa untuk konstruksi bangunan di masa depan. Selain
tahan gempa saat sudah jadi bangunan, waktu pertumbuhan bambu jelas jauh lebih
cepat dari pohon kayu Jati atau sejenisnya.
Singkat cerita, kalian putus menikah.
Harus diakui pula, berorganisasi itu memang hanya sekedar metode dalam mencapai mimpi kehidupan kemahasiswaan yang baik. Mungkin ada banyak jalan lain, tiap mahasiswa pastilah memiliki caranya masing-masing. Saya pun paham bahwa memang ada jurusan-jurusan tertentu yang beban akademiknya begitu berat, ujian dan makalah selalu ada tiap minggu disertai praktikum setiap hari, sehingga jangankan berorganisasi, bisa tidur nyenyak saja belum tentu.
Harus diakui pula, berorganisasi itu memang hanya sekedar metode dalam mencapai mimpi kehidupan kemahasiswaan yang baik. Mungkin ada banyak jalan lain, tiap mahasiswa pastilah memiliki caranya masing-masing. Saya pun paham bahwa memang ada jurusan-jurusan tertentu yang beban akademiknya begitu berat, ujian dan makalah selalu ada tiap minggu disertai praktikum setiap hari, sehingga jangankan berorganisasi, bisa tidur nyenyak saja belum tentu.
Namun saya hanya ingin mengajak kepada saudara-saudari
mahasiswa sedarah, sebangsa, dan se-skripsi sekalian, bahwa hendaknya kita menjadi pribadi pemuda dinamis dan bertanggung jawab atas almamater kita. Jadilah agen perubahan yang sesungguhnya, gunakan
berkah intelektual yang telah kita dapat untuk membantu bangsa dan umat manusia, karena itulah
esensi kaum intelektual yang bertanggungjawab atas ilmu pengetahuan yang ia
dapat, akan tetapi kami pun yakin bahwa seseorang
yang berorganisasi pasti nantinya akan berbeda dengan orang yang tidak pernah
berorganisasi. Jadi masih ragu kah anda sebagai mahasiswa untuk
berorganisasi???
No comments:
Post a Comment